25/02/2012

Ibu


Dari raut wajah yang makin terlihat
sosokmu adalah jiwa akan kebesaranmu

Karena sabarmu
karena pengorbananmu
dan karena ketulusan yang beribu-ribu yang engkau
berikan padaku sebagai anakmu

Dan dari pandangan masa lalu 
ketika masa sekolah dulu yang kami rindukan
setiap salam dan cium tangan pagi di masa-masa itu
rindukan kami untuk bangkit dan kembali
merasakan masa-masa ada dalam jangkauanmu
masa-masa indah buat kami sekarang setelah menyadarinya
dan dulu membatahnya

Kini jauh berada
masa itu telah terlewat
masa di setiap pagi dan kemanapun setiap hari
cium taangan dan sapa salam yang di tunjukan itu
berubah menjadi seuatu yang berharga
ketika kami sebagai anakmu tepisah
karma waktu,
karena jarak
karena keadaan yang berubah
karena engkau jauh disana
dan aku disini

Ibu maafkan aku
maafkan atas khilaf dan bantahanku
yang termat sudah melebur menjadi dosa-dosa

Engkau terbaik dan selau menjadi yang terbaik
engkau istiemwa dari apa yang ada di hati ini
engkau tetap tempatku bersandar
tepatku menangis dan mencurahkan
tentang apa yang sebenarnya di inginkan dan dicita-citakan
tempatku berbagi dan bercerita tentang harapan di masa depan


Ibu maafkan aku
ku ingin bersandar dalam dekapanmu
mengucpakan kata maaf kepadamu
sebelum aku kehilanganmu
sebelum aku tak bisa lagi melihatmu
sebelum aku tak bisa lagi merangkul tanganmu
dan sebelum aku kehilangan nasihat-nasihatmu
dan sebelum aku kehilangan tegur sapamu
dan sebelum aku kehilangan semua tentangmu

Ibu maafkan aku
atas dosa dan mengingat bantahan demi bantahan kepadamu
kata demi kata dariku yang tak berkenan terhadapmu
terhadap hati dan pikiranmu
mungkin lebih banyak rasa sakit dari kami sebagai anakmu
di banding rasa bangga terhadap kami

Ibu maafkan aku
aku takut ibu, takut,
takut sekali rasa sakit itu lebih besar di banding rasa bahagia karena bangga
kepada kami sebagai anakmu
terlebih kami yang mungkin belum bisa membuatmu bangga
bahkan sesering mungkin membuatmu menangis karena ulahku sebagai anakmu
yang tak pernah mengindahkan akan nasihat dan tegur sapamu

Ibu maafkan aku
sebelum Alloh memanggilmu
yang tak pernah aku tahu dan manusia tahu
ku ingin engkau memaafkan aku
ku ingin bersujud bersimpuh di kakimu
memohon ampun dan maaf darimu
sebelum aku menyesal menangisi kata demi kata 
yang menyesakan dada dan hatimu
sebelum aku kehilangan pandanganku 
tentangmu dan semua tentangmu ...

Harapan


Dalam ceritaku 
ada sebuah perjalanan panjang
tentang bagaimana aku bisa seperti ini 
atau masa di mana seperti sekarang ini

aku masih dan memang buta tentang khidupan yang akan datang,
namun aku masih saja melangkah dan harus melangkah
karna berharap dan bermimpi akan sesuatu yang berarti
bagiku hari ini sampai ku mati,

setelah sekian lama hampir ku lupa akan waktunya
lahirlah kembali satu kisah drama antara aku dan dirinya.

kini cerita itu berlanjut dan menyapaku kembali ...

dan disini, ....
dalam hidupku, 
pernah kutelusuri 1 jiwa yang penuh makna
namun hilang ntah kemana pada waktu itu, 

dan dari sini pula
aku beranjak bangun dari mimpi2ku yang sempat tertunda

    kini mimpi itu telah datang
    dan aku harus siap menyambutnya dengan keceriaan dan ketulusan 

sesuatu yang tertunda, biasanya lebih meyakinkan ...
karna ia datang dengan suatu pengharapan
bukan dengan paksaan atau bahkan belas asa kasihan
bahkan bukan datang kembali untuk memngingkari

"namun"
datang kembali untuk memberi sesuatu hal yang pasti
pasti, pasti dan pasti ...

akan cinta
akan kasih
akan sayang
akan rindu 
dan akan keinginan
yang berbalas
darinya dan dariku....

Masih Yakin

Demi kisah yang aku gemgam dalam perjalan ini
dan demi sebuah mimpi 
yang hampir menjadi bagian dari separuh ceritaku ini
maka bawa aku dalam kenyataan pahit ini
yang cukup sampai pada waktu 
yang sudah terlewati di masa lalu
        
        Aku terlahir dengan perasaan besar untuk kesekian kalinya
        dan aku ada untukmu untuk kedua kalinya
        maka lihatlah diriku yang dengan sabar dan tulus menantikan hadirmu


Ketetapan hatiku sama seperti masa indah itu 
dan aku kini ikrarkan buat mereka tahu 
bahwa aku senantiasa sabar menunggu 
dan agar yang lainpun melihat 
betapa hebatnya aku bertahan dalam keadaan tertekan
sementara cobaanpun datang dengan satu tujuan untuk menggoyakan
        
        Buatmu yang di sana 
        sesampainya aku pad akahir cerita ini suatu saat nanti
        maka akhirlah aku dengan senyum manis darimu
        sebagai tanda dari keinginanku dengan penuh kebesaran jiwamu
        bahwa kau ada untukku selamanya
        dan, akhiri pulalah perjalananku 
        dengan hadirnya dirimu di sampingku suatu saat nanti
        ketika mata ini tak sanggup lagi terbuka 
        untuk melihat indahnya dunia karena adanya dirimu


Buatmu yang di sana 
lihat, dengarkan, dan rasakan 
aku masih sendiri sama seperti dimana aku waktu itu 
dengan perasaan yang tak terbantahkan 
oleh waktu, rongrongan dan hujatan bahkan sindiran dan senyum kecut
dari mereka yang menertawakan dan menghakimiku
         
         Buatmu yang di sana 
         bahwa perjuanganku adalah kerelaan 
         bahwa perjuanganaku adalah keikhlasan
         dan bahwa perjuanganku bukanlah kesia-siaan


Tetapi perjuangan dan impianku adalah sumber pengahrapan 
akan kebahagiaan yang aku ingin rasakan 
denganmu dan denganku
bukan dengan yang lain yang tak ku harapkan