13/10/2010

Manusia Linglung

JALAN BERLIKU UNTUK PRESIDENKU
Oleh : anunkaseppasundan

Diantara jalan yang panjang membentang, Indonesia sedang melewati sebuah jalan teramat berliku, dan terlihat bombastis saat satu isu melangkah menjadi seribu masalah yang kian mendera. Seperti gerimis yang tetes demi tetes, problematika dan corat marutnya tata pengelolaan masalah semakin menambah daftar panjang begitu negeri ini teramat sukar untuk di katakan sebagai negeri adem ayeum.

Keterpurukan negeri ini semakin nyata saat sang pemimpin tak lagi mempunyai hak legitimasi terhadap kewibawaannya, penghinaan, pengejekan, pe “ngeyelan” dari negeri sebrang di ujung sana, seolah hanya di anggap hal kecil yang tiada berarti. Sadar atau tidak sebenarnya bagi kami rakyat kecil hal seperti itu adalah perusakan kedaulatan akan kewibawaan pemimpin bangsa. Dan perusakan kedaulatan akan harga diri bangsa. Dimana rakyat tidak menginginkan pemimpinnya menjadi subjek perumpamaan dari hal yang konyol dan terkesan rendah. Namun tetap saja rasa tak peduli itu muncul dari diri sang pemimpin untuk menanggapi dengan keras hinaan dan plecehan tersebut, jika sudah seperti  ini. sesunggunya ke angkuhan dan kesombongan tersebut bukanlah milik Negeri yang di seberang sana tetapi milik sang pemimpin kita yang tak peduli dan tak mau mendengarkan akan emosi rakyatnya karena melihat dia, "pempimpinnya dan kedaulatan negaranya "menjadi objek cacian dan hinaan. 

Akhirnya anggapan akan kesimpulan terhadap sang pemimpin itupun muncul seperti aku dan sebagian rakyat lainya mengatakan “bagaimana mau peduli terhadap teriakan rakyatnya jika dalam dirinya saja di hina, ia acuh tak acuh untuk menanggapi”.

Jalan memang masih panjang, dan Indonesia butuh proses adaftasi akan kewibawaan bagaimana  Negara ini bisa lebih di hormati dan di segani di dataran Asia Tenggara atau bahkan level Internasional akan segala sistem dan kepemimpinannya. Namun jika di tengah perjalan setiap hinaan dan ejekan itu dianggap hal yang basi bukan tidak mungkin Negara kita akan tertahan dan terombang-ambing dalam kebingungan untuk menanggapi, karena tidak adanya ketegasan dari sang pemimpin untuk menyelesaikan hinaan tersebut, dan bukan tidak mungkin lagi jika kelembekan dan rasa ragu dan rasa seolah kita bergantung akan Negara penghina tersebut bisa menjadi batu sandungan untuk membangun kredibilitas dan kewibawaan, dan tentunya setiap plecehan akan terus berulang dan berulang. Karenanya jangankan untuk berperang menggertak saja sudah tidak berani, maka tak heran jika Negeri seberang di ujung sana ibarat anak kecil yang tak mengerti dan dengan kengeyelanya akan terus berulah.

Setiap kali berpidato dengan kegagahanya dan tuturkatanya yang teratur. Dan dengan kewibawaanya di mata para bawahnya ia sesekali menguraikan pentingnya menjaga sebuah eksistensi keutuhan NKRI. Dan NKRI adalah harga mati. Pertanyaanya, bagaimana mungkin kita bisa menjaga keutuhan akan kedaulatan jika di dalam diri sang pemimpin saja tak bisa melawan akan hinaan dan ejekn tersebut. Bila keadaan seperti ini terus di pelihara maka tak ubahnya persidangan demi persidangan, dan pidato demi pidato seperti ini adalah ritual pamer kewibawaan.


Ketika satu satu isu menjadi sesuatu yang ramai di perbicangkan, dan ketika isu itu pula membuat gerah para pemimpin yang cenderum ragu dan banyak pertimbangan, maka jawabanya adalah meredam, agar gejolak yang ada di harapkan tidak mengusik lagi, jawaban untuk meredam bukanlah sebuah gertakan tetapi dengan menonjolkan sebuah simbol kenegaraan yang berbau kemiliteran, walaupun sesunggunya bahwa antara tempat yang dipilih dengan isu yang akan di jawab sungguh berbeda jauh dan jauh dari yang di harapkan. ke adaan seperti ini tak lain adalah cara berpikir yang membingungkan, kalau sekiranya momentum untuk menjawab sebuah isu yang krusial namun hanya sebatas pidato yang datar-datar saja alias normatif lebih baik berpidatolah di rumah bukan di barak militer yang konotasinya terkesan menggelorakan perang.


(Editan belum sempurna)

0 komentar:

Post a Comment

Koementar yang tertinggal akan membuat web/blogmu semakin punya trafic tinggi