22/05/2010

Sandiwara Kehidupan

SANDIWARA KEHIDUPAN
Oleh : anunkaseppasundan

                                    Apakah kamu tahu ?""
Bahwa hidup manusia adalah ibarat sebuah film. Ketika kamu lahir itu adalah sebuah episode pertama ketika kamu menjalani hidup dari hal yang tak dapat kamu simpulkan dan di mengerti yang akhirnya kamu dapat menyimpulkan dan mengerti segala sesuatu yang terjadi dalam hidup dan pandanganmu. 

Ketika kamu lahir itu adalah sebuah perkenalan dari dirimu kepada dunia, dan dunia mempersilahkanmu untuk mengenalnya sejauh kamu bisa dan sejauh kamu mengenalnya, dan ketika di usia anak-anak, kamu ada dalam sebuah peran  permulaan kedua, untuk mengenal beberapa (yang katakanlah peran artis pembantu atau figuran dalam sebuah film) seperti Saudara, Teman, dll. mereka adalah bagian pelengkap dan perpanjangan dari jalan cerita-cerita kehidupanmu dari mereka terekam sebuah gambaran dirimu tengtang bagaimana sosok kamu, dimulai dari mengenal fisikmu, kepribadianmu, kekuatanmu, kelemahanmu, kepadaianmu, penampilanmu, kesukaanmu, hobimu, penampilanmu bahkan rahasiamu.


Ketika kamu beranjak muda/remaja sebuah cerita dari hidupmu telah di mulai bagaimana kamu mencari jati diri dan berusaha meraih mimpi  untuk dirimu kedepan dan biasanya ketika muda/remaja kamu cenderum ingin memainkan segala peran dari yang dimulai sikap yang fasip sampai yang aktif. tapi semua itu tergantung seberapa dominan sikap yang di bawa ketika setiap manusia lahir, bahkan bukan hal yang tidak mungkin ketika mempunyai pembawaan sejak lahir yang cenderum sikap pasif menjadi aktif /agresif biasanya hal itu adalah sebuah proses alamiah yang terkadang muncul dari diri seorang manusia yang ketika menginginkan sebuah perubahan dalam dirinya, dan ketika itu pula kamu memainkan berbagai macam latar sandiwara untuk dirimu dan orang-orang di sekitarmu, dengan tujuan ingin lebih di hargai dan di kenal oleh semua orang  dan tentunya keinginan untuk di akui akan keberadaanmu bahwa "Akulah yang layak untuk jadi peran utama" (heum...  :-|) kamu tidak sadar bahwa sebenarnya dan sesungguhnya bahwa semua orang juga seperti itu, tidaklah munafik kalau kita mau jujur bahwa pada diri setiap manusia ada keinginan untuk tampil didepan dalam hal apapaun demi sebuah gengsi dan apresiasi. 
(bukankah begitu heum,.....?"")

Ketika kamu beranjak dewasa lebih dari usia muda/remaja  ada perubahan  dalam  pemeikirkanmu tentang bagaimana kamu menjalankan roda kehidupan sementara di sampingmu ada bebrapa orang terdekat yang kamu anggap penting yaitu sebuah keluarga dan pasanganmu, kamu berusaha untuk lebih baik  bahkan lebih baik lagi atas segala mimpi yang telah tercapai ketika usia muda/remaja itu kamu inginkan, dan sekarang kamu bertahan untuk mempertahakannya, kamu baru sadar bahwa mepertahankan itu ternyata lebih sulit di banding ketika ingin meraih mimpi-mimpi itu, apakah itu menyangkut hidupmu, karirmu  di dalam sebuah pekerjaan, ataukah mimpi lainya yang begitu kuat ketika kamu inginkan. kamu berusaha mencoba mempertahankan segala cara akan eksistensi untuk terus di akui baik dalam pekerjaanmu dan dalam kehidupanmu yang lain. kamu terus berjuang walau sebenarnya kamu tak sadar bahwa sesungguhnya kamu mulai rapuh waklaupun begitu tapi kamu tetap yakin akan kemampuanmu, kamu merasa mempunyai sebuah tanggung jawab akan kehidupan orang di sekitarmu terutama mungkin pasanganmu dan keluarga kecil yang sedang kamu nahkodai. Kamu menjadikan kaki sebagai kepala dan kepala sebagai kaki untuk tetap berjuang demi keinginan untuk tetap bertahan dalam suasana lingkungan yang berbeda di mana kamu sudah bekerluarga.


Kamu mempertaruhkan segalanya demi keadaan yang serba semuanya dapat "tercapai/tersanggupi" bahkan kamu rela mempertaruhkan harga diri dan bahkan nyawamu untuk sebuah kehidupan yang tetap lebih baik, ketika dalam keadaan menanggung kehidupan di sekitarmu, beribu godaan menyapamu, dan biasanya kamu akan merasakan sebuah "Dilema" yang berkepanjang dalam batin kecilmu. 


"(biasanya dalam kehidupan setelah berumah tangga ada godaan baik itu, dari istri, anak, saudara, keluraga, dan teman semua itu tergantung dari prinsip dan keimananmu)"

Memasuki masa tua 
Dan ketika kamu beranjak tua, kamu tersadarkan oleh kemuraahan hidup di dunia yang menyimpan berbagai macam kenikmatan dunia yang sesaat dan ketika di usia senja seperti ini ketakutan akan kematian terus membayangi, jika kamu pandai mensyukuri pikiranmu akan terasa ringan namun tetap saja tak dapat di pungkiri bahwa kamu tetap merasa takut akan usiamu yang tak lagi sempurna, karena "aku" (penulis disini) lebih berpendapat usia sempurna adalah ketika kita dari bayi jadi anak, dan di saat remaja  perasaan dan anggapan "datangnya kematian menjelang tua," walau "aku" (penulis disini) beranggapan bahwa sebenarnya maut itu tidaklah memandang seberapa usia atau umur kita, "aku" percaya bahwa ketika takdir akan pintu kematian bagi seorang itu telah tiba, maka tibalah kematian tak dapat di tawar-tawar bahkan di tunda-tunda, tapi disni sekali lagi bukan hal yang munafik bahwa di antara kita bahwa ada anggapan bahwa maut itu datang disaat kita menjelang masa tua, walau sebenarnya cara pandang seperti itu adalah salah.

Kembali di usia tua, kamu akan menyesali atas apa yang telah kamu lewati di masa-masa lalu dari mulai impian akan kehidupan yang lebih baik sampai pada kehidupan pribadimu dan sifat-sifatmu, tapi  jika kamu berpikir jernih tentunya akan memperbaikinya dengan mengisi waktu untuk selalu bersujud dan mohon ampun kepada Tuhan YME. Kamu menyadari bahwa tidak terasa bahwa apa yang telah di raih selama ini adalah tak lain dari sebuah sifat untuk memenuhi "Ambisi" kamu-pun akan berPikir baik itu susah, sederhana, belimpah (dalam hal harta) ternyata semua orang tetap di masa tua seperti ini memikirkan sebuah usia yang terus menerus menyusut dan berkurang.

Kematian.....
di sata menjelang ajal kamu sadar bahwa hidup ternyata adalah sebuah ibarat film yang telah di seting sedemikian rupa oleh Tuhan sebagai sutradara dan kamu adalah peran dalam film kehidupan itu, ketika kamu lahir itu adalah perkenalan dari film kehidupan kamu dan dan ketika remaja adalah mencari persoalan dan ketika dewasa tumbuh dan merasakan menanggungi keluarga dan anak adalah menyelesaikan persoalan dan tanggung jawab .


Dan di saat kita bertanggung jawab itu adalah cara menyelesainakan persolan dengan baik dan tercapai untuk hasil di usia tua nanti, dan ketika di usia tua,  itu adalah kesimpulan dan rangkuman dari film kehidupan dan mengedit atas film kehidupan yang telah di jalani dan di putar untuk hasil yang lebih baik ketika kamu menjelang kematian.


Dan ketika kamu mati sesunggunya kamu berahapan dengan 2 film mengenai kehidupanmu  yang akan di rilis baik dalam arti kata disini yaitu menjelang kamu behadapan dengan Sang Khaliq atau  dalam hal ini bisa juga film kehidupanmu di rilis oleh orang-orang yang masih hidup dalam arti kata kamu di kenang dan di pergunjingan baik itu kebaikan dan keburukanmu, dihadapan Tuhan kamu tidak dapat berbuat apa-apa, selain sekarang saatnya kamu yang masih hidup untuk terus berlomba dalam kebaikan dan bermanfaat bagi orang-orang  yang ada di sekitarmu, agar kelak Tuhan  meringankan kehidupan film kedua di Akhirat nanti dengan sebaik-baiknya. (Amin), dan di sifamu di hadapan orang-orang di sekitarmu hendaklan menjadi bagian yang bisa bermanfaat dalam hal kebaikan bagi orang-orang di sekitarmu agar kelak ketika telah tiada nanti orang-orang yang memergunjingkanmu akan iri dan kagum akan sikap dan tindakanmu ketika kamu masih hidup. Semoga kita mengakhirinya fim kehidupan kita di dunia dengan sebaik-baik -nya. (Amin)(Wallahu A'llam)


(Ilustrasi Gmbr di ambil dari: http://archive.kaskus.us/thread/2232259)

0 komentar:

Post a Comment

Koementar yang tertinggal akan membuat web/blogmu semakin punya trafic tinggi