Malam ....
malam yang sunyi senyap
membawa kegelisahan yang tiada henti
di antara hati yang masih bergelimang kegundahan
aku duduk termenung menghadap cermin
yang menjadi tempat penghias diri
di kala suntuk disenja terbawa duka
dikala hati lara yang terurai air mata
karena ingatan suatu peristiwa
hatiku sama persis seperti wanita oleh karena aku manusia
yang bisa merasakan adanya air mata karena rasa kecewa
duhai malam sehebat bulan purnama
yang tertutup awan mendung
dan menjadikannya gelap karena masa dan waktu
beri ruang untuku berkata-kata
sebagai pengiring langkahku
melangkah meninggalkan semua yang terluka perih
oleh iba yang terpana
duhai malam yang berkabut
kabarkan dukaku pada DIA
yang menjadi sandaran cinta
pada jiwa yang merana
pada benak yang terpejara
oleh cinta
oleh rasa yang menyiksa .....
duhai malam
aku ingin merasa
pada hal yang biasa dan sewajarnya
seperti mereka merasakan bahagia
tanpa paksaan dan sandiwara
berjalan beriringan
layaknya mereka di kehidupan kedua
menjalani hari-hari penuh tawa suka, duka dan cita
duhai malam yang gelap gulita
dan bulan purnama
yang seharusnya terang tertutup awan hitam
membawa abu menjadi ragu
hingga tiada kulihat di antara gelap dan terang
mungkinkah bisa tuntun aku harus bagaimana dan seperti apa
mana yang harus aku pilih
di antara dua mata yang berbeda
antara mereka yang meminta dan aku yang menjalaninya ...
malam yang sunyi senyap
membawa kegelisahan yang tiada henti
di antara hati yang masih bergelimang kegundahan
aku duduk termenung menghadap cermin
yang menjadi tempat penghias diri
di kala suntuk disenja terbawa duka
dikala hati lara yang terurai air mata
karena ingatan suatu peristiwa
hatiku sama persis seperti wanita oleh karena aku manusia
yang bisa merasakan adanya air mata karena rasa kecewa
duhai malam sehebat bulan purnama
yang tertutup awan mendung
dan menjadikannya gelap karena masa dan waktu
beri ruang untuku berkata-kata
sebagai pengiring langkahku
melangkah meninggalkan semua yang terluka perih
oleh iba yang terpana
duhai malam yang berkabut
kabarkan dukaku pada DIA
yang menjadi sandaran cinta
pada jiwa yang merana
pada benak yang terpejara
oleh cinta
oleh rasa yang menyiksa .....
duhai malam
aku ingin merasa
pada hal yang biasa dan sewajarnya
seperti mereka merasakan bahagia
tanpa paksaan dan sandiwara
berjalan beriringan
layaknya mereka di kehidupan kedua
menjalani hari-hari penuh tawa suka, duka dan cita
duhai malam yang gelap gulita
dan bulan purnama
yang seharusnya terang tertutup awan hitam
membawa abu menjadi ragu
hingga tiada kulihat di antara gelap dan terang
mungkinkah bisa tuntun aku harus bagaimana dan seperti apa
mana yang harus aku pilih
di antara dua mata yang berbeda
antara mereka yang meminta dan aku yang menjalaninya ...