27/01/2011

Bisikan Gila

Admin mengundang kamu untuk mengirimkan sebuah / 1. Opini, dengan tema yang meliputi (hukum, budaya, politik, sosial, edukasi, teknologi, dan hiburan) 2. sajak/puisi, yang meliputi (percintaan, sosial, kehidupan, dan religi). dan Setiap opini atau puisi/sajak akan di tampilkan sesuai dengan aslinya. Syarat dan ketentuan opni atau sajak/puisi (1) minimal 4 alinea/paragraf murni dari pemikiranmu, dan bukan copy paste. (2) mengirimkan photo serta nama jelas. untuk hasil akhir tidak ada hadiah, semua di kembalikan kepada pembaca itu sendiri, bila mana setiap opini atau sajak/puisi mempunyai banyak komentar dari pembaca lainya dan komentar adalah yang mempunyai id "link" blog/website dan bukan anonim, akan di jadikan tren topic di Webblog "www.bakiakbutut.co.cc." /. Opini, sajak/puisi dapat di kirimkan ke ( anun_kasep[at]yahoo[dot]co[dot]id ) sekian dan terima kasih.
BISIKAN GILA
Oleh | Tubagus Arief Aditya
Penyunting/Editor | anunkaseppasundan


Salam Sejahtera,
Beberapa hari ini, curahan hati Presiden kita, Pak SBY, telah menjadi Trending Topic (pinjam istilah twitter) hampir disemua lapisan masyarakat. Di berbagai media, dijadikan bahan diskusi, dan artikel mengenai masalah ini bisa di baca hampir setiap hari. Hal ini bertransformasi dari sebuah "curhat" menjadi "isu Nasional", yang menjadi bola panas bagi si empunya curhat itu sendiri, Pak SBY.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sensitif dan reaktif, dengan berbagai permasalahan sosial yang ada di masyarakat, ucapan atau komentar dari para pemimpin negeri ini menjadi alat kita untuk menepatkan mereka di posisi yang salah. Hal itu tidak salah, mengingat kondisi sosial-ekonomi masyarakat kita tidak kunjung membaik dalam kurun waktu pasca reformasi. Curhatan SBY ini, dianggap sebagai ungkapan yang egois dan dangkal. bagaimana tidak, ketika sebagian masyarakat indonesia terjebak dalam kolonialisme versi modern (baca:penjajahan ekonomi) dan bergelut dengan kemiskinan, Presiden kita yang gajinya, konon mencapai 68 Juta, masih mengeluh tentang 7 tahun tidak naik gaji. yap, itu blunder yang fatal bagi seorang negarawan sekelas Presiden. padahal, data KPK terakhir, kekayaan Jendral Bintang 4 TNI ini mencapai 3 Milyar lebih. 
Mungkin kurang lebih itu pemikiran kebanyakan orang....

Berbagai reaksi, yang kebanyakan penolakan, terjadi sebagai implikasi dari pernyataan tersebut. bahkan anggota DPR-RI berinisatif mengumpulkan koin untuk Presiden sebagai bentuk sindiran. Politisi sekelas Akbar Faisal (F-Hanura) atau Bambang Soesatyo (F-Golkar) tidak segan-segan menyebut Presiden tidak memperhatikan asas kepatutan sebagai seorang kepala negara. DPR-RI sepakat dengan rakyat, menganggap bahwa statement Presiden sebagai statement yang tidak tepat dan salah tempat. Dan itu menjadi tekanan politis, karena anggota DPR-RI pun menjadi barisan terdepan yang bersuara lantang menentang Curhatan Pak Beye. yah selama ini, berbagai kebijakan pun yang niatnya konstruktif dari Pemerintah, banyak ditentang oleh anggota dewan, apalagi jika sang pemimpin pemerintah dan pemimpin Partai pemenang Pemilu, salah bersuara, maka hal itu merupaka santapan empuk bagi mereka.

Dilain pihak, ada hal lain yang unik, ternyata tidak semua pihak menentang curhatan Pak Beye, Depkeu pimpinan Agus Martowardjojo misalnya, pasca curhatan pak Presiden, Depkeu langsung sibuk menggodok kebijakan kenaikan gaji para pejabat (dimana Presiden termasuk didalamnya). Depkeu menyatakan, bahwa rencana ini sudah di bahas 3 taun yang lalu ketika Depkeu masih dibawah pimpinan Ibu Sri Mulyani. namun, 3 taun atau baru kemarin, ide kenaikan gaji pejabat hanya beberapa hari setelah prseiden curhat, agaknya pantas dicurigai. entahlah, mungkin itu bentuk loyalitas yang terlalu loyal dari jajaran kementrian keuangan.

Namun, mari kita sedikit membuka pikiran akan hal ini. saya tidak membela siapapun dalam hal ini, hanya saja, saya sama sekali tidak menanggap curhatan SBY tentang gaji itu sebagai pernyatan politis atau pernyataan keberatan. namun, hal ini di politisasi oleh lawan politiknya, dan dijadikan moment mengambil hati oleh para pendukungnya. Bagaimana seandainya kita melihat dari perspektif bebas lainnya,  mungkin saja kondisinya pak Beye mengeluarkan statement 7 ta   tahun tidak naik gaji bukan karena dia ingin naik gaji, tapi mungkin statement ini bisa dibaca seperti ini "saya tujuh taun tidak naik gaji, tetapi saya tidak mengeluh". mungkin pak Beye ingin menunjukan semangat keikhlasan dalam bekerja, bukan ingin menyatakan bahwa gajinya kurang. setau saya, SBY adalah presiden yang amat sangat menjaga citra, baik itu dari tingkah laku maupun ucapan. politik pencitraan yang dijalankan SBY selama ini terbukti berhasil membawa SBY duduk sebagai Presiden RI selama 2 periode. Jika pencitraan itu masih merupakan bagian dari strategi politik SBY, buat saya aneh jika SBY curhat ingin naik gaji pada sebuah Pidato yang mengundang banyak media dan didepan banyak orang. mungkinkah SBY sudah tidak peduli dengan citra dirinya? saya pikir tidak, politik pencitraan SBY selama 7 taun memimpin nyaris tidak berubah. SBY adalah tipikal pemimpin yang sangat peduli terhadap self-image dalam kapasitasnya sebagai presiden. Lalu SBY curhat ingin naik gaji didepan media? hmm..no chance. 

Sekali lagi saya tidak membela siapapun, namun hal ini mengindikasikan 5 hal. 
Pertama, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang reaktif dan sensitif, apalagi terhadap masalah uang. Dengan kondisi sosial-ekonomi yang terjadi di Indonesia, bagi rakyat, agaknya kurang pantas jika pejabat pemerintah ingin naik gaji. 
Kedua, manuver lawan politik SBY dan Partai Demokrat benar-benar mencari celah untuk meruntuhkan dominasi politik pencitraan SBY maupun partainya. saya pikir, mereka langsung menyimpulkan statement SBY sebagai bentuk pengkhianatan terhadap asas keadilan masyarakat. pengumpulan koin untuk SBY, merupakan contoh serangan politis konkrit lawan-lawan SBY terhadap figur SBY. ini pun menunjukan bahwa koalisi ditubuh pemerintah tidak berjalan baik, melihat banyaknya politisi dari partai koalisi yang berani menyerang SBY secara verbal.
Ketiga, Hal inipun menunjukan respon orang-orang dekat SBY yang begitu bersemangatnya cari muka. padahal periode ini Kabinet SBY akan berakhir, dan mungkin akan terjadi pergantian dijajaran kementrian. 
Keempat, entah apakah SBY sudah tidak peduli terhadap citra atau SBY sudah capek terkungkung dalam politik pencitraan yang begitu membarikade SBY dalam bertindak, sehingga pak beye mulai tidak mempertimbangkan implikasi ucapannya di depan umum, meskipun mungkin niatnya tidak demikian.
Kelima, ini merupakan santapan Media yang begitu berapi-api menghadirkan diskusi, berbagai narasumber, yang berpotensi menghadirkan perdebatan agar rating acaranya naik. biarpun beritanya kadang tidak berimbang dalam menggiring opini publik

Indonesia merupakan negara yang bisa diibaratkan rumput kering, ketika ada sedikit api, maka akan mudah terbakar..kita tidak perlu melihat prilaku reaktif masyarakat lewat tawuran pelajar misalnya, namun panggung politik indonesia, yang isinya manusia-manusia cerdas,  menunjukan sesuatu yang sebenarnya lebih menarik dan fatal akibatnya ketimbang tawuran pelajar.