DIPLOMASI TEMPE ALA INDONESIA
Oleh : anunkaseppasundan
Aku percaya Indonesia bukan Negara cengeng, Indonesia bukan Negara peragu, Indonesia bukan Negara pesimistis, Indonesia bukan Negara yang diam ketika di gertak yang diam ketika di labrak, Indonesia bukan Negara yang selamanya mengedepankan azas diplomasi ketika musuh di depan sudah dekat menghadang, Indonesia bukan Negara yang tetap merengek mengajak ngobrol Malyngsia karena takut dan tak percaya diri, Indonesia bukan Negara dilema, karena punya masalah dengan warganya yang tinggal di Negara Malyngsia, Indonesia bukan Negara pengalah karena di akui sebagai saudara Tua, Indoensia bukan Negara kendor di urat saraf ketika kata “serumpun” mucul tiba-tiba, Indonesia bukan Negara pecundang ketika satu satu warganya meradang meinta pertolongan karena ulah si Malysngsia yang menahannya. Indonesia bukan Negara Pengecut ketika satu dari beberapa pelecehan harus terus di protes dengan tinta hitam di atas putih. Dan aku lebih percaya bahwa Indonesia bukan bangsa bermental tempe dan sayur asam, Ayo Indonesia, ayo Presiden, ayo Menlu RI ayo Rakyat Indonesia “Katakan Dengan Indah” dan “Luar Biasa” dengan tegas Bahwa kita “Ganyang Malyngsia/Malaysia, dan katakan dengan lebih semangat dan lugas ” Salam Super” KONFRONTASI!!!
Haruskah kita menunggu untuk berharap adanya superior calon pemimpin indonseia setelah eranya Soekarno, dan berharap bahwa di indonesia akan lahir dan yang akan datang segagah dan seberani Fuchler Hitler ahli propagandaris Jerman Nazi, yang bisa menbawa semangat Patriotik yang sempit, ataukah kita harus mengundang khusus Hitler (jika masih ada) untuk berpidato masalah-masalah lainya semisal Ambalat, lihatlah dalam pidato ini Hitler begitu semangat menggelorakan perlawanan dan dukungan terhadap Indonesia.
Jangan menafsirkan bahwa pelcehan Malyngsia/Malaysia tidak akan terulang lagi??, semua akan teres terulang wahai Presdien dan Menlu???, bila dalam waktu kapanpun kita belum bisa memberi pelajaran yang tegas dan berharga bagi Malyngsia/Malaysia, jangan ragu untuk menarik TKI, jangan ragu untuk mengusir dubes Malyngsia/Malaysia, jangan ragu untuk menembak dan manangkap setiap kapal yang masuk ketanah perairan kita Indoneia, kalaulah masih ragu untuk apa kau banggakan deretan pulau pada peta yang tergambar, bahwa bangsa ini adalah bangsa besar,.jangan kau buat kami berkecil hati, ketika kami berkutat dengan buku sekolah : “bahwa Indonesia adalah negara nusantara terluas , Negara terkaya, Negara dengan batas zona ekonomi ekslusif terpanjang di asia tenggara, negara dengan kekayaan alam, negara dengan jumlah populasi muslim dan berpenduduk terbesar di dunia, bila yang terjadi adalah adanya pelecehan dari Malyngsia/Malaysia kita hanya DIAM, DIAM, DIAM, DAN DIAM, dengan sikap dan tindakan kita yang setengah hati karena pertimbangan disana sini.
Ingetlah kita sudah jauh berpengalam berperang dengan belanda yang posisinya jauh dari keadaan si Malyngsia, kita sudah pernah berperang dengan raja asia Jepang, kenyataanya kita mampu untuk melawan bahkan mengusirnya, kenapa dengan Malyngsia/Malaysia kita hanya bisa bediplomasi, diploma, diplomasi, dan diplomasi, Hah!!! Kita bayangkan potensi apa yang dimiliki si Malyngsia/Malaysia, Negara boneka dengan system persekutuan, Negara yang jauh dari level sekelas Jepang bahkan Belanda, kenapa kita takut dengan Negara penjiplak, pencuri, dan tidak beretika ini. Lihatlah wahai teman rakyat Indonesia berapa jumlah kasus pelecehan Malyngsia/Malaysia kejadian dia bawah ini hanya sekian masalah yang terpublikasi, lebih parah dan edan ada TKI kita yang di tusuk dan di tendang dalam keadaan tidak berdaya, ketika di intograsi oleh polisi di raja Malyngsia/Malaysia.lihat video di bawah ini.
Beberapa kasus lain yang aku pantau dan ku catat
NO.
|
TAHUN
|
BULAN
|
KASUS
|
1.
|
2002
|
Desember
|
Pengakuan secara sepihak atas nama 2 pulau “sipadan dan ligitan”
|
2.
|
2007
|
Oktober
|
Malaysia menggunakan lagu rasa sayange dalam iklan promosi Malaysia
|
3.
|
2008
|
Agustus
|
Wasit karate asal Indonesia Donald Pieter Luther Kolpita di aniaya oleh polisi Malaysia
|
4.
|
2008
|
Oktober
|
Malaysia sering melanggar perairan milik Indonesia di Ambalat
|
5.
|
2009
|
Juni
|
Kontroversi model Manohara Odelia Pinot 17 th. Yang mengaku di aniaya Pangeran Tengku Moh Fakhry dari Malaysia
|
6.
|
2009
|
Juni
|
Indonesai menghentikan sementara pengiriman TKI samapai Malaysia menyepakati syarat perlindungan pekrja
|
7.
|
2009
|
Agustus
|
Muncul rentetan klaim Malaysia terhadap Batik , Reog dan juga Tari Pendet hingga menuai protes keras di idnonesia
|
8.
|
2009
|
Agustus
|
muncul tudingan bahwa lagu kebangsaan “Malaysia Negaraku” adalah jiplakan dari lagu asal Indonesia “Terang Boelan”
|
Jejak langkah Indonesia di kancah dunia sudah di akui dunia, bahkan Indonesia menjadi negara yang pertama di asia tenggara yang mendapat kehormatan sebagai anggota G20, sebuah kelompok yang memposisikan sebagai negara maju dan berkembang, dan Indonesia pernah menjadi ketua dari Dewan Keamanan tidak tetap PBB periode 2007-2008, Indonesia menjadi negara ke 1 muslim terbesar dunia, Indonesia menjadi negara terbesar ke 4 di dunia dalam keriteria tingkat populasi, Indonesia di isukan sebagai tampatnya pulau atlantik dunia, sebuah era kerajaan manusia terbesar pada abadnya, Indonesia mempunyai presentasi tingkat pendidikan warganya yang tinggi di antara negara-neagra asean lainnya, dan indonesia menjadi negara dengan tingkat prestisius dalam hal kejuaraan olympiade fisika/robot dan bidang pendidikan lainnya.
Apa yang kurang di negeri ini, tentulah dengan segudang prestasi tersebut Malyngsia/Malaysia akan merasa rendah diri, jadi tak ada alasan untuk kita, untuk tidak percaya diri untuk menggertak dan bersikap antipati terhadap kelembutan yang di berikan Malyngsia/Malaysia di saat sebuah kisruh tentang pengakuan terhadap berbagai hal yang menjadi hak Indonesia. Kita tidak bisa mentolelir ats sikap ngeyel Malyngsia/Malaysia. Kita tidak bisa bersikap lunak lagi atas nama serumpun atas nama persaudaraan, siapapun, negara/bagsa manapun akan tetap lebih professional bersikap tegas, sebatas mana sifat persaudaraan dan serumpun itu ada ukuran dan nilai batas, bila yang terjadi adalah ketidak mengertiaan akan hak kedaulatan terhadap negara yang di akuinya sebagai negara seumpun.